Minggu, 04 Mei 2008

Selasa, 2008 April 29

Tugas 2 Bimbingan Konseling
A. Buatlah suatu instrumen wawancara/daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui;
1. MOTIF dan MOTIVASI klien/siswa dalam belajar.
- apakah Anda sebagai peserta didik termotivasi untuk belajar dari pengaruh luar, khususnya pengaruh lingkungan konformitas (kelompok)?
- adakah probelamtika yang ringan atau berat dalam proses belajar Anda?
- apakah motif anda belajar dalam rangka persaingan, dalam hal ini adalah persaingan yang positif?
- apakah guru-guru di sekolah Anda selalu memberikan dorongan motivasi kepada Anda agar prestasi belajar di sekolah meningkat?
- bagaimana sikap keluarga Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?
2. POTENSI BAWAAN klien/siswa dalam meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidupnya.
- bagaimana Anda meningkatkan potensi yang terpendam dalam diri Anda?-
perlukah bagi Anda untuk mengolah talenta yang telah muncul dari diri Anda untuk terus mengembangkannya menjadi identitas diri Anda?
- Percayakah Anda terhadap diri sendiri dalam menentukan masa depan dengan kekurangan ataupun kelebihan yang Anda miliki?
- pentingkah bagi Anda untuk mengetahui potensi Anda miliki?
- apa yang akan Anda lakukan bila karier (dari potensi yang ada) yang Anda bina menemui kegagalan?
3. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR klien/siswa.
- pernahkah kondisi lingkungan sekitar Anda mengganggu proses belajar Anda?
- Apakah keadaan ruang belajar Anda dapat mempengaruhi kegiatan belajar?
- apakah suara-suara seperti, musik, orang-orang tertawa, televisi, dapat menggangu kegiatan belajar Anda?
- apakah Anda menyukai situasi yang tenang atau malah situasi yang penuh hingar bingar seperti suara musik yang keras?
- pernahkah keadaan temperatur udara mempengaruhi kegiatan belajar Anda?4. KEUNIKAN PRIBADI klien/siswa
- apakah karakter diri yang Anda punya sedikit atau berpengaruh pada keadaan jiwa Anda sebagai peserta didik?
- malukah Anda pada keunikan diri Anda yang punya?
- bagaimana cara Anda untuk memosisikan keunikan diri Anda terhadap siswa-siswa yang lain?
- apakah Anda yakin bahwa keunikan yang Anda punyai dapat membuat diri Anda lebih sukses di kemudian hari?
- apakah temang-teman Anda menghargai keunikan yang Anda punyai atau malah menjadi jurang pemisah untuk berinteraksi?
B. Jelaskan teori belajar seperti di bawah ini;
1. Teori belajar Behaviorisme.
1. John Watson (1878-1958)
Setelah memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani), matematika, dan filsafat di tahun 1900, ia menempuh pendidikan di University of Chicago. Minat awalnya adalah pada filsafat, sebelum beralih ke psikologi karena pengaruh Angell. Akhirnya ia memutuskan menulis disertasi dalam bidang psikologi eksperimen dan melakukan studi-studi dengan tikus percobaan. Tahun 1903 ia menyelesaikan disertasinya. Tahun 1908 ia pindah ke John Hopkins University dan menjadi direktur lab psi di sana. Pada tahun 1912 ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai ‘behaviorist’s manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnyaSejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science. Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran/mind harus dihapus dari ruang lingkup psi.Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.Pandangan utama Watson:Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology). Yang dimaksud dgn stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt dan covert, learned dan unlearnedTidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting (lihat pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja. Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer.]Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris. Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal reports.Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak Thorndike salah.Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James. Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.Proses thinking and speech terkait erat. Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya.Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi adlaah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.2. Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasic) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory)Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan.Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.Menurut Piaget ada tiga perbedaan cara berfikir yang merupakan prasyarat perkekmbangan operasi formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika, praoprasional pikiran anak-anak, dan operasi nyata anak-anak dewas.Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :1) lingkungan fisik2) kematangan3) pengaruh sosial4) proses pengendalian diri (equilibration)(Piaget, 1977)Tahap perkembangan kognitif :1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)4) Periode operasi formalKunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.3. Teori Belajar GestaltTeori Belajar GestaltGestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; danKetertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
4. Teori Belajar Alternatif Konstruksivisme.
Teori Belajar Alternatif KonstruktivismeTeori belajar alternatif konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang kini banyak dianut di kalangan pendidikan di AS. Unsur terpenting dalam konstruktivistik adalah kebebasan dan keberagaman. Kebebasan yang dimaksud ialah kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan pa yang mampu dan mau dilakukan oleh si belajar. Keberagaman yang dimaksud adalah si belajar menyadari bahwa individunya berbeda dengan orang/kelompok lain, dan orang/kelompok lain berbeda dengan individunya.Menurut Konstruktifisme semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi kita sendiri. Maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada orang lain.Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi.Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada pebelajar.Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman social, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalamanHakikat pembelajaran konstruktivistik oleh Brooks & Brooks dalam Degeng mengatakan bahwa pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar berarti menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergentung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.1. Aspek-aspek Pembelajaran KonstruktivistikFornot mengemukakan aspek-aspek konstruktivitik sebagai berikut: adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of envieronmet), dan pembentukan makna (the construction of meaning). Dari ketiga aspek tersebut oleh J. Piaget bermakna yaitu adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru perngertian orang itu berkembang.Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan (disequilibrium). Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.Tingkatan pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini oleh Vygotskian disebutnya sebagai scaffolding. Scaffolding, berarti membrikan kepada seorang individu sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. Vygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu (1) siswa mencapai keberhasilan dengan baik, (2) siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan, (3) siswa gagal meraih keberhasilan. Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum.Konstruktivisme Vygotskian memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan memalui adaptasi intelektual dalam konteks social budaya. Proses penyesuaian itu equivalent dengan pengkonstruksian pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses regulasi diri internal. Dalam hubungan ini, para konstruktivis Vygotskian lebih menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual.Dua prinsip penting yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah: (1), mengenai fungsi dan pentingnya bahasa dalam komunikasi social yang dimulai proses pencanderaan terhadap tanda (sign) sampai kepada tukar menukar informasi dan pengetahuan, (2) zona of proximal development. Pembelajar sebagai mediator memiliki peran mendorong dan menjembatani siswa dalam upayanya membangun pengetahuan, pengertian dan kompetensi.Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat pembelajaran sosiakultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan social pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, funsi kognitif manusia berasal dari interaksi social masing-masing individu dalam konteks budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu berada dalam zona of proximal development mereka. Zona of proximal development adalah daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila seseorang terlibat secara social dalam dialog dan aktif dalam percobaan-percobaan dan pengalaman. Pembentukan makna adalah dialog antar pribadi.dalam hal ini pebelajar tidak hanya memerlukan akses pengalaman fisik tetapi juga interaksi dengan pengalaman yang dimiliki oleh individu lain. Pembelajaran yang sifatnya kooperatif (cooperative learning) ini muncul ketika siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar yang diinginka oleh siswa. Pengelolaan kelas menurut cooperative learning bertujuan membantu siswa untuk mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengna siswa yang lain. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas yaitu: pengelompokan, semangar kooperatif dan penataan kelas.
Diposting oleh sastrawan di 02:49 0 komentar
Minggu, 2008 Maret 16

Perkembangan Remaja
Minggu, 04 Desember 2005SEMARANGGaul Bebas dan Dugem, Remaja Masa Kini?Pacaran sudah identik dengan remaja. Benarkah? Kalau nggak pacaran nggak gaul, kuno, dan ketinggalan zaman. Begitu pentingkah pacaran di usia muda? Apa sih arti pacar? Anak SD kelas 4 aja tau, bahkan anak cacat mental aja juga ngerti. Kalo gitu...?SEDERETAN pertanyaan itu keluar dari mulut Hastaning Sakti, psikolog yang dekat dengan permasalahan remaja. Boleh jadi, pacaran bagi anak remaja dewasa ini dipandang oleh sebagian orang tua meresahkan.Pasalnya, pacaran dinilai akan menurunkan prestasi belajar anak di sekolah hingga adanya kekhawatiran mereka akan terjerumus dalam perilaku tak senonoh. Sementara itu, sebagian orang tua lain membiarkannya karena alasan beginilah perkembangan zaman sekarang.''Ketika remaja menemukan kata gaul, maka mereka mulai belajar pada lingkungannya. Bergaul boleh saja, tentunya dalam arti yang benar dan baik sesuai dengan norma dan aturan,'' kata Hastaning Sakti pada Seminar Free Sex dan HIV/AIDS bertema ''Generasi Muda Antipergaulan Bebas'' di aula SMA 3 Semarang, Sabtu (3/12).Hastaning yang memiliki putri yang masih duduk di bangku SMA itu menceritakan repotnya memahami keinginan kaum remaja. Ia mengatakan, suatu saat anaknya mendapatkan undangan pesta ulang tahun dari seorang temannya. Namun permasalahannya, waktu untuk mendatangi undangan berpesta itu ternyata hingga larut malam, di atas pukul 21.00. Acara yang digelar malam itu tak lain untuk dugem bersama.Dugem alias dunia gemerlap itu seolah telah menjadi gaya gaul yang ngetren bagi remaja masa kini. Bila tidak mengikutinya maka ia dikatakan ketinggalan.''Gaul saat ini diartikan kecenderungan berperilaku dan bertutur yang cenderung pamer serta ada unsur ikut-ikutan. Permasalahan yang mungkin timbul yaitu bagaimana jika gaulnya remaja norak dan terkesan urakan,'' ungkapnya.Urakan yang dimaksud, ujar dia, yakni pergaulan yang sudah melewati batas. Termasuk masalah perilaku seks bebas. Tentu kita ingat kasus pesta seks oleh pelajar SMA di kelas di Cianjur baru-baru ini.Bisa jadi, fenomena itu merupakan kasus yang mirip sebuah gunung es. Hanya terlihat beberapa saja di permukaan. Atau memang sudah demikian, tampilan perilaku remaja saat ini seperti yang digambarkan dalam berbagai adegan film Virgin garapan Hanny R Saputro. Karena itu, kasus-kasus penyimpangan seksual remaja memicu keprihatinan tersendiri.Seminar yang digagas PMR SMA 3 itu, juga menampilkan pembicara dokter Lucky Taufika (Konselor Media Pilar PKBI), dan Andre (Semarang Plus). Sebanyak 250 pelajar SMP-SMA di Semarang yang menjadi peserta seminar memenuhi ruangan aula dan mengikutinya dengan antusias hingga siang hari.Andre menambahkan, HIV/AIDS bisa terjadi pada setiap orang, tanpa bisa mengetahuinya secara fisik. Ia mengingatkan, perilaku seks bebas merupakan salah satu penyebab terjangkitnya HIV/AIDS. ''Karena itu, pemahaman bahaya penyakit ini perlu diketahui secara dini. Jangan sampai anda yang belum terkena AIDS/HIV melakukan hal-hal yang bisa menjadi korban berikutnya,'' tuturnya. (Moh Anhar-56v)Berita Utama Bincang - Bincang Semarang Karikatur OlahragaCybernews Berita KemarinCopyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA
Diposting oleh sastrawan di 21:49 0 komentar

Perkembangan Remaja
Tajuk: Akhlak Remaja Masa KiniKhutbah Jumaat : Akhlak Remaja Masa KiniSidang Jumaat yang dirahmati Allah,Saya menyeru kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara sekelian agar senitasaminingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan mengerjakan apa yang diperintahdan meninggalkan apa yang dilarang, semoga kita digolongkan dalam mereka yangsentiasa dirahmati oleh Allah s.w.t.Maasyiral Muslimin wa zumratal mukminin rahimakumullah,Hari ini saya inign menyentuh tentang satu perkara. Satu perkara yang mungkindipandang kecil oleh sebahagian orang, tetapi amat penting bagi masyarakatIslam. Kerana ia menentukan keadaan sesebuah masyarakat pada masa akan datang,samada maysraakat tersebut berjaya atau gagal, samada masyarakat tersebutdipandang mulia atau dipandang hina, samada masyarakat tersebut disanjung ataudikeji. Apakah perkara tersebut?Ia tidak lain tidak bukan adalah keadaan akhlak para remaja. Para remaja danbelia adalah tunggak negara. Mereka adalah harapan masyarakat masa akan datang.Mereka akan membina generasi akan datang. Jika runtuh akhlak mereka makaruntuhlah akhlak generasi akan datang. Ini adalah kerana mereka akan menjadi ibubapa kelak. Dan akhlak mereka akan ditiru oleh anak-anak mereka. Maka kita perlumemberikan perhatian kepada pembentukan akhlak remaja kita sekarang ini.Serangkap syair Arab mengatakan:"Seseungguhnya umat yang berakhlak akan kekal. Jika hilang akhlak mereka makahilanglah masyarakat tersebut".Sidang Jumaat rahimakumullah,Ada beberapa aspek keperibadian remaja kita masakini boleh kita banggakan.Remaja kita sekarang ini lebih berpendidikan. Mereka lebih terdedah denganpergolakan dunia dan lebih mengetahui tentang perkembangan masakini dari remajazaman dahulu. Mereka lebih berani mendatangkan idea-idea yang bernas danmenghadapi cabaran-cabaran, tidak kita samada carbaran dari sudut fizikal ataumental. Remaja masakini juga suka menroka bidang-bidang baru bidangkeusahatekwanan. Sifat-sifat ini harus dipupuk dan digalakkan.Kita juga lihat semakin bertambah bilangan remaja Islam yang semakin sedar akanidentiti mereka sebagai orang Islam, terutama dari kalangan pemudi-pemudi yangberpendidikan tinggi. Semakin ramai yang menutup aurat mereka. Semakin ramaiyang mengerjakan solat. Alhamdulillah. Inilah usaha-usaha para pendai', paraasatizah dan mereka yang mempunyai kesedaran untuk mengembangkan nilai-nilaiIslam. Firman Allah s.w.t didalam surah A-Ra'ad, ayat 11:Ertinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah sesuatu kaum sehingga kaum tersebutmengubahnya sendiri.Sidang Jumaat sekelian,Dalam masa yang sama, kita dapat lihat juga semakin ramai anak muda kita, parabelia dan remaja kita, yang terbawa-bawa dengan budaya dan nilai-nilai yangbertentangan dengan Islam. Nilai-nilai negatif ini dapat dilihat dari penonjolanmereka dalam pakaian, pergaulan dan akhlak mereka. Dari sudut pakaian, parapemuda pemudi kita sekarang ini menghadapi cabaran hebat untuk mengenakanpakaian yang bukan sahaja membuka aurat tetapi menjolok mata. Pakaian yangmendedakkan anggota badan seperti peha, lengan, dada dan sebagainya. Para remajabiasanya mudah tertekan untuk berpakaian seperti kawan-kawan mereka yang lain.Sekiranya kawan-kawan mereka berpakaian sedemikian, maka mereka juga akanterdorong untuk berpakaian demikian. Sebagai ibu-bapa kita mesti membentengimereka dari tekanan ini. Apakah cari kita menahan mereka dari terikut-ikutdengan pakaian yang menjolok mata ini? Pertama kita mesti menunjukkan contohyang baik. Apabila kita melarang anak-anak ktia berpakaian yang mendedah aurat,kita juga mesti berpakaian yang menutup aurat. Jangan jadi seperti ketam yangmengajar anakanya berjalan lurus sedangkan dirinya berjalan bengkok. Kedua, kitamesti menanamkan dalam diri mereka sifat bangga terhadap identiti mereka sebagaiorang Islam, bangga dengan pakaian Islam. Mereka perlu fahami mengapa Islammelarang mengikutnya dari memakai pakaian yang membuka aurat, apatah lagi yangmenjolok mata. Sekiranya kaum lain dapat berbangga dengan pakaian mereka, dengankain mereka, dengan serban mereka, mengapa tidak umat Islam berbangga denganpakaian Islam? Mengapa mesti ada sebahagian kita yang malu mengenakan pakaianIslam? Adakah kita menginginkan keredhaan orang bukan Islam, dan bukan keredhaanAllah? Allah s.w.t berfirman dalam surah An-Nisaa, ayat 138 dan 139:Ertinya: Dan berilah khabar kepada orang-orang munafiq bahawa untuk mereka azabyang pedih. Mereka yang mengambil orang-orang kafir sebagai teman-teman penolongdengan meninggalkan orang-orang mukmin. Adakah mereka ingin mencari kemuliandari orang-orang kafir itu? Sesungguhnya kemulian yang hakiki adalah dari Allahsemata-mata.Sidang Jumaat rahimakumullah,Seperkara lagi yang kita dapat lihat sekarang ini, satu tren yang semakin ramaiumat Islam terikut-ikut, adalah mewarnai rambut. Hukum Islam adalah jelas.Mewarnai rambut adalah haram! Ia adalah haram kerana ia merubah penciptaanAllah. Kecuali jika seseorang itu usdah beruban putih, maka ia boleh mewarnairambutnya dengan warna inai sahaja. Tetapi untuk suka-suka mewarnai rambutadalah haram. Hukum ini mungkin tidak diketahui oleh para remaja kita. Olehkerana itu kita lihat semakin ramai dari mereka yang terikut-ikut dengan trenmewarnakan rambut ini. Sebagai ibu-bapa, kita mesti memberitahu mereka bahawaperbuatan mewarnakan rambut adalah haram.Kita juga melihat semakin ramai remaja yang menindik anggota badan mereka. Iniadalah gaya hidup yang amat tidak sihat, dari sudut kesihatan dan agama. Darisudut kesihatan, ia membawa kepada kemudaratan yang lebih. Islam melarangumatnya dari mendedahkan dirinya kepada kemudaratan yang sia-sia. Firman Allahs.w.t dalam surah Al-Baqarah, ayat 195:Ertinya: Dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu dalam kebinasaan.Oleh kerana itu Islam mengharamkan perbuatan melobang-lobangkan anggota badandengan sia-sia untuk meletakkan perhiasan besi-besi seperti yang dilakukan olehsebahagian remaja masakini. Sebagai adat, menindik telinga untuk perhiasanadalah dibenarkan kerana ia tidak mendatangkan mudarat. Tetapi menindik lebihdari satu, melobangkan bahagian anggota lain untuk perhiasan sehinggamendatangkan mudharat adalah salah disisi Islam. Ia tidak mendatangkan apa-apafaedah, malah sebaliknya ia membawa masalah. Islam inginkan kemudahan,kebersihan dan kesihatan bagi umatnya.Dan atas prinsip ini juga, Islam melarang umatnya dari memakan bahan-bahan yangmemudharatkan, seperti menyalah-gunakan dadah. Masalah dadah telah menghantuimasyarakat kita dari dahulu lagi. Berbagai usaha telah dilakukan oleh kerajaandan pertubuhan-pertubuhan untuk mengurangkan bilangan masyarakat Islam yangmenagih dadah. Tetapi sedihnya, bilangan tersebut masih lagi ramai. Terlaluramai kalau dibandingkan dengan nisbah masyarakat Islam di Singapura. Maka kitaperlu tanya: apakah pencegah utama bagi masyarakat kita agar tidakmenyalah-gunakan dadah?Jawapannya satu. Memperkukuhkan pegangan kita terhadap ugama Islam. Ibu bapaharus memainkan peranan pencegah ini dari anak-anak mereka masih kecil lagi.Mereka harus menerapkan pendidikan agama dari kecil, semangat cintakan agamaIslam dan berbangga sebagai umat Islam. Terapkan dalam diri mereka nilai-nilaimurni Islam. Inilah benteng yang kukuh dari segala nilai-nilai negatif yangmengancam masyarakat kita sekarang ini. Islam bukanlah hanya satu agama. Islamadalah satu cara hidup. Marilah kita menghayati sepenuhnya ajaran ugama Islam.Marilah kita menerapkan nilai-nilai Islam keseluruhannya dalam kehidupan kita.Baarakallah........Source :

Tidak ada komentar: